Hidup Sehat

Depacco.com

Ujian Nasional 2012 tetap berlangsung

UN SMA/MA akan berlangsung pada 16-19 April 2012. Untuk SMP/MTs/SMPLB, UN dilaksanakan pada 23-26 April 2012. Sedangkan untuk SD/MI/SDLB, UN akan digelar pada 7-9 Mei 2012.

Image 2

blajar-lagi.blogspot.com.

Image 3

blajar-lagi.blogspot.com.

Rumah Belajar Excellent

Bimbingan Privat dengan Fasilitas terlengkap. Selain itu kami tawarkan berbagai pilihan paket yang menarik. Informasi lebih lanjut silahkan lihat di http://bimbingan-excellent.blogspot.com/

Image 5

blajar-lagi.blogspot.com.

Tuesday, December 18, 2012

Contoh dan Pembahasan soal Hambatan Pengganti

Contoh 1
Perhatikan rangkaian di bawah ini.

Tentukan:
Hambatan penggantinya?
Beda potensial sumbernya?
Kuat arus totalnya?

Penyelesaian:
Diketahui:
I1 =  0,5 A
R1 = 12 Ω
R2 = 10 Ω
R3 = 10 Ω

Ditanya: a. V
Jawab:
a.  Gunakan Rumus Hambatan Penganti untuk rangkaian paralel



b.  V = V1 = V2 = V3 = I1 × R1 = 0,5 × 12 = 6 V
c.   I = V/Rp = 6/3,5 = 1,7 A



Contoh 2
Berdasarkan gambar berikut,

tentukan:
a. hambatan pengganti paralel,
b. arus listrik yang mengalir dalam rangkaian,
c. arus listrik yang mengalir pada setiap hambatan R

Penyelesaian:
Diketahui:
I1 =  0,5 A
R1 = 12 Ω
R2 = 10 Ω
R3 = 10 Ω

Ditanya: a. V
a.  Rp = ... ?
b.  I
c.  I1, I2, dan I3


Jawab:






Contoh 3
Perhatikan gambar berikut.

Jika kuat arus pada hambatan R1 sebesar 0,4 A, tentukan:
a. beda potensial pada ujung-ujung hambatan,
b. kuat arus pada hambatan R2 dan R3.
c. tegangan yang dihasilkan oleh baterai, dan
d. kuat arus yang dihasilkan baterai.

Penyelesaian:
Diketahui:
  I1 = 0,4 A
  R1 = 45 Ω
  R2 = 9 Ω
  R3 = 15 Ω


Ditanya:

  a. V1 = ... ?
  b. I2 = ... ? dan I3 = …..?
  c. V = ... ?
  d. I = ... ?

Jawab:
  a.   V1 = V2 = V3 = I × R1 = 0,4 × 45 = 18 V
  b.   I2 = V2/R2 = 18/9 = 2 A
        I3 = V3/R3 = 18/15 = 1,2 A

  c.   V = I × R1
            = 0,4 × 45 = 18 V
        V = V1 = V2 = V3 = 18 V

  d.    I = I1 + I2 + I3
            = 0,4 + 2 + 1,2 = 3,6 A




Latihan Soal:
  1. Nilai hambatan pengganti pada rangkaian di bawah ini adalah ....



  2. Perhatikan gambar rangkaian berikut.

    Besar kuat arus I2 adalah ...


  3. Perhatikan gambar di bawah ini.

    Jika IA = ID = 0,4 A dan IB = IC, maka IB = ....


  4. Tiga hambatan disusun seperti gambar berikut.

    Jika beda potensial antara ujung-ujung PQ 6 volt, kuat arus yang mengalir melalui penghantar PQ adalah ….


  5. Perhatikan gambar berikut.

    Hitunglah:
    a. hambatan pengganti,
    b. kuat arus yang mengalir,
    c. kuat arus pada R1 dan R2,
    d. tegangan pada ujung-ujung BC, dan
    e. tegangan pada ujung-ujung AB.












Rangkaian campuran seri dan paralel

Setelah sebelumnya kita telah mempelajari tentang Hambatan pengganti dalam rangkaian seri dan Hambatan pengganti dalam rangkaian paralel,  kali ini kita akan mempelajari Cara menghitung dan menentukan Hambatan pengganti pada Rangkaian gabungan seri dan paralel.

Dalam rangkaian yang kompleks, seperti rangkaian pada perangkat elektronik, dijumpai rangkaian yang terdiri dari gabungan rangkaian seri dan paralel.

Perhatikan rangkaian pada gambar berikut.
Rangkaian campuran seri dan paralel

Untuk menghitung hambatan penggantinya, harus dicari dulu hambatan pengganti dari R1, R2 dan R3 yang terangkai secara paralel. Rangkaian selanjutnya dapat disederhanakan menjadi Gambar (b), yang tidak lain adalah rangkaian seri.


Contoh Soal:
Perhatikan gambar di bawah ini.
Rangkaian campuran seri dan paralel*
Berapa kuat arus I pada rangkaian tersebut?

Penyelesaian:

Diketahui :
hambatan R1 = R2 = R3 = 2 Ω, rangkaian campuran seri dan paralel
beda potensial sumber, V = 3 V
Ditanya : kuat arus, I?
Jawab
Strategi: cari dulu R penggantinya
R2 dan R3 terangkai secara paralel:
Hambatan pengganti pada rangkaian campuran: 1/Rp =1/R2 +1/R3 =1/2+1/2=1
   Rp = 1 Ω

Rangkaian menjadi:
Rangkaian campuran seri dan paralel
Sehingga R penggantinya dapat dihitung dengan cara berikut.
R = R1 + Rp = 2 Ω + 1 Ω = 3 Ω
Sehingga kuat arus dalam rangkaian dapat dihitung dengan cara.
I = V/R = 3/3 = 1 A


Masih penasaran dan ingin latihan soal lebih banyak? Baca dan pelajari Contoh dan Pembahasan Soal untuk Menentukan Hambatan pengganti pada Rangkaian Listrik

Monday, December 17, 2012

Hambatan Pengganti dalam Rangkaian Paralel

Setelah kemarin mempelajari Hambatan pengganti dalam rangkaian seri, kini saatnya mempelajari lebih jauh tentang Rangkaian paralel. Rangkaian parallel terdiri atas beberapa cabang arus.


Perhatikan rangkaian paralel pada Gambar di atas. Arus listrik terpisah menjadi tiga, mengalir pada tiap cabang. Jika kuat arus pada tiap cabang dijumlahkan, maka besarnya sama dengan kuat arus sebelum memasuki cabang. Ini merupakan bunyi dari Hukum I Khirrchoff, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut.
Imasuk = I1 + I2 + I3 = Ikeluar


Rumus Hambatan Pengganti pada Rangkaian Paralel.

        Seperti halnya rangkaian seri, beberapa hambatan yang dirangkaikan secara paralel juga dapat diganti dengan satu hambatan pengganti. Berapa besar hambatan pengganti dalam rangkaian paralel?
Perhatikan tiga hambatan yang dirangkaikan paralel pada Gambar di atas.

Dalam rangkaian tersebut berlaku hubungan kuat arus sebagai berikut.
I = I1 + I2 + I3
Sesuai dengan hukum Ohm, yaitu I = V/R, persamaan di atas dapat ditulis:

Karena beda potensial antara ujung-ujung hambatan pada rangkaian paralel besarnya sama dengan beda potensial sumber, atau V = VAB = VCD = VEF. Akibatnya persamaan di atas dapat ditulis:

   atau


Secara umum, jika terdapat n buah hambatan yang besarnya R1, R2 , R3, ... Rn yang dirangkaikan paralel, maka hambatan penggantinya adalah:
Dengan
Rp = hambatan pengganti paralel ........................ Ω



Contoh Soal:
Dua buah lampu, masing-masing berhambatan 12 ohm dan 6 ohm dirangkaikan paralel dengan sumber tegangan 12 volt.
a. Berapa hambatan penggantinya?
b. Berapa kuat arus yang mengalir pada masing-masing lampu?
c. Berapa kuat arus total dalam rangkaian?

Penyelesaian :
Gambar rangkaian listrik yang terjadi


Diketahui : 
hambatan R1 = 12 ohm, R2 = 6 ohm, dirangkai paralel
sumber tegangan, V = 12 volt
Ditanya : 
a. hambatan pengganti, Rp
b. kuat arus pada R1 dan R2, yaitu I1 dan I2
c. kuat arus total, I?

Jawab:

       Sehingga Rp = 12/3 = 4 Ω


       Selain dengan rumus I = V/Rp, I total juga dapat dihitung dengan
       menjumlahkan I1 dan I2
       I = I1 + I2 = 1 + 2 = 3 A



Masih penasaran dan ingin latihan soal lebih banyak? Baca dan pelajari Contoh dan Pembahasan Soal untuk Menentukan Hambatan pengganti pada Rangkaian Listrik

Hambatan Pengganti dalam Rangkaian Seri

Pada kesempatan yang lalu telah disebutkan bahwa ada beberapa jenis rangkaian listrik yaitu rangkaian seri, paralel dan ada pula rangkaian hambatan kombinasi seri-paralel atau rangkaian gabungan.

Kita dapat mengganti beberapa hambatan yang dirangkai secara seri dengan sebuah hambatan yang disebut hambatan pengganti seri (Rs). Sebagai contoh R1, R2, dan R3 dalam Gambar di atas. dapat diganti dengan Rs.
Kita akan mencari besar Rs.



Karena hanya ada satu lintasan arus, maka berlaku Hukum I Kirchoff pada rangkaian seri (tak bercabang), yaitu:
I = I1 = I2 = I3
dengan kata lain, kuat arus pada rangkaian seri di mana-mana besarnya sama.


Perlu diketahui bahwa jumlah beda potensial pada tiap-tiap hambatan sama dengan beda potensial sumber tegangan. Sesuai Gambar di atas, maka:
VAB = VAX + VXY + VYB

Sesuai dengan hukum Ohm, yaitu V = I × R, persamaan di atas dapat ditulis:
I × Rs = I × R1 + I × R2 + I × R3

Karena I di mana-mana besarnya sama, maka:
Rs = R1 + R2 + R3

Secara umum, jika terdapat rangkaian seri dengan n buah hambatan yang besarnya R1, R2 , R3, ... Rn, maka hambatan penggantinya adalah:
Rs = R1 + R2 + R3 + ... + Rn


Contoh Soal:
Tiga buah hambatan, masing-masing sebesar 30 ohm, 40 ohm, dan 50 ohm dirangkai seri dengan sumber tegangan 60 volt.
a. Berapa hambatan penggantinya?
b. Berapa kuat arus pada rangkaian tersebut?

Penyelesaian :

Diketahui : 
hambatan R1 = 30 ohm, R2 = 40 ohm, R3 = 50 ohm dirangkai seri
sumber tegangan, V = 60 volt
Ditanya : 
a. hambatan pengganti, Rs
b. kuat arus, I?

Jawab:

a. Rs = R1 + R2 + R3
         = 30 W + 40 W + 50 W
    Rs = 120 W
Jadi, besar hambatan penggantinya adalah 120 W.

b. I = V/R
    I = 60/125
    I = 0,5 A
Jadi, kuat arus pada rangkaian tersebut sebesar 0,5 A.



Sunday, December 16, 2012

Hukum 1 Kirchoff dan Hukum Tegangan Kirchoff

Hukum 1 Kirchoff

        Muatan listrik yang mengalir melalui rangkaian listrik bersifat kekal artinya muatan listrik yang mengalir ke titik percabangan dalam suatu rangkaian besarnya sama dengan muatan listrik yang keluar dari titik percabangan itu.

Perhatikan Gambar berikut.

        Muatan Q1, Q2, dan Q5 menuju titik percabangan P sedangkan muatan Q3 dan Q4 keluar dari titik percabangan P. Secara umum muatan listrik bersifat kekal, maka jumlah muatan listrik yang masuk percabangan P sama dengan jumlah muatan listrik yang keluar dari titik percabangan P.
Dalam hal ini berlaku persamaan:
Qmasuk = Qkeluar
Q1 + Q2 + Q5 = Q3 + Q4

Jika muatan mengalir selama selang waktu t, kuat arus yang terjadi:


        Persamaan tersebut pertama kali dikemukakan oleh Robert Gustav Kirchoff seorang fisikawan berkebangsaan Jerman (1824 –1887) yang dikenal dengan Hukum I Kirchoff.
Hukum I Kirchoff yang membahas kuat arus yang mengalir pada rangkaian listrik dapat diterapkan pada rangkaian listrik tak bercabang (seri) maupun rangkaian listrik bercabang (paralel). Hukum kirchoff tentang arus biasa disebut KCL (Kirchoff Current Law).

Hukum I Kirchoff berbunyijumlah kuat arus listrik yang masuk titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik percabangan”.
Imasuk = Ikeluar





Contoh soal:
Perhatikanlah titik simpul A dari suatu rangkaian listrik seperti tampak pada gambar!

Kuat arus I1 = 10 A, I2 = 5 A dan I3= 3 A arah menuju titik simpul. Kuat arus I5 = 6 A arah keluar dari titik. Berapakah besar kuat arus I4?


Penyelesaian :
menurut Hukum I Kirchhoff :
I masuk = I keluar
I1 + I2 + I3 = I4 + I5
10 + 5 + 3 = I4 + 6 ampere
18 = I4 + 6 ampere
I4 = 18 - 6 A
I4 =12 A




Hukum Tegangan Kirchoff

        Hukum kirchoff tentang tegangan biasa disebut KVL (Kirchoff Voltage Law).
Hukum tegangan kirchoff berbunyi:
Jumlah tegangan tiap komponen pada sebuah loop sama dengan nol



SOAL DAN PEMBAHASAN FISIKA HUKUM KIRCHOFF
Contoh Soal:
Diberikan sebuah rangkaian yang terdiri dari dua buah loop dengan data sebagai berikut :
E1 = 6 volt
E2 = 9 volt
E3 = 12 volt

Tentukan :
a) Kuat arus yang melalui R1 , R2 dan R3
b) Beda potensial antara titik B dan C
c) Beda potensial antara titik B dan D
d) Daya pada hambatan R1

Penyelesaian:

a) Kuat arus yang melalui R1 , R2 dan R3

Langkah-langkah standar :
- menentukan arah arus
- menentukan arah loop
- masukkan hukum kirchoff arus
- masukkan hukum kirchoff tegangan
- menyelesaikan persamaan yang ada
Misalkan arah arus dan arah loop seperti gambar berikut :

Hukum Kirchoff Arus dan Tegangan :
I3 = I1 + I2

Loop 1
ΣE + ΣIR = 0
-E1 + E2 + I1R1 + I3R3 = 0
-E1 + E2 + 2I1 + 3I3 = 0
-6 + 9 + 2I1 + 3I1 + 3I2 = 0
 3I2  = –5I1 – 3

(Persamaan I)

Loop II
ΣE + ΣIR = 0
-E3 + E2 + I2R2 + I3R3 = 0
-E3 + E2 + 6I2 + 3I3 = 0
-12 + 9 + 6I2 + 3I1 + 3I2 = 0
3I1 + 9I2 – 3 = 0  (dibagi  3)
I1 + 3I2 – 1 = 0
(Persamaan II)

Subtitusikan persamaan I ke persamaan II :
I1 + 3I2 – 1 = 0
I1 + (–5I1 – 3) – 1 = 0
–4I1 – 4 = 0
I1  = – 4/4 = – 1 A

Subtitusikan nilai I1  = – 1 ke salah satu persamaan, misalkan ke persamaan I.
 3I2  = –5I1 – 3
 3I2  = –5(– 1) – 3
3I2  = 2
I2  = 2/3 A

Subtitusikan nilai I1 dan I2 ke persamaan I3 = I1 + I2
I3 = I1 + I2 = (– 1) + 2/3 = – 1/3 A


b) Beda potensial antara titik B dan C
VBC = ΣE + ΣIR (yang melalui BC)
VBC = E2 + I3R3 = 9 + (– 1/3)(3) = 9 – 1= 8 Volt

c) Beda potensial antara titik B dan D
VBD = ΣE + ΣIR (yang melalui BD)
VBD = E3 + (–I2)R2 = 12 + (–2/3)(6) = 12 – 4 = 8 Volt


d) Daya pada hambatan R1
P = I2R
karena yg dicari adalah hambatan pada R1 maka
P = I12 . R1 = (1)2.(2) = 2 watt




Rangkaian Listrik

        Amati berbagai peralatan listrik di sekitarmu. Lampu, kulkas, dan seterika listrik dihubungkan dengan sumber tegangan listrik, membentuk rangkaian listrik.


        Ada dua jenis rangkaian listrik. Rangkaian tersebut adalah rangkaian seri dan paralel. Selain itu ada pula rangkaian hambatan kombinasi seri-paralel yang biasa disebut rangkaian gabungan. Jenis rangkaian tersebut bergantung pada bagaimana bagian-bagian rangkaian (sumber tegangan, kawat penghubung, dan hambatan-hambatan) disusun.

1. Rangkaian seri
        Mungkin kamu pernah memasang lampu dekorasi untuk penjor peringatan hari kemerdekaan. Jika salah satu lampu tersebut putus, semua lampu mati, dan biasanya akan sulit mencari lampu mana yang putus. Lampu-lampu tersebut dirangkai secara seri.
        Tujuan rangkaian hambatan seri untuk memperbesar nilai hambatan listrik dan membagi beda potensial dari sumber tegangan. Rangkaian hambatan seri dapat diganti dengan sebuah hambatan yang disebut hambatan pengganti seri (Rs)
        Pada rangkaian seri, hanya terdapat satu lintasan arus listrik. Bagian rangkaian dipasang secara berurutan, tanpa ada percabangan. Perhatikan diagram rangkaian seri pada Gambar berikut.

Untuk lebih memahami rangkaian seri dengan lebih mendetail baca juga materi Hambatan Pengganti pada rangkaian seri.

2. Rangkaian paralel
        Apa yang terjadi jika lampu-lampu di rumahmu dirangkaikan seri? Begitu salah satu lampu mati, maka lampu yang lain juga akan padam. Untungnya berbagai peralatan listrik di rumahmu terhubung secara paralel.

        Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berdampingan disebut hambatan paralel.
Rangkaian paralel terdiri atas beberapa cabang arus. Hambatan yang disusun paralel akan membentuk rangkaian listrik bercabang dan memiliki lebih dari satu jalur arus listrik. Susunan hambatan paralel dapat diganti dengan sebuah hambatan yang disebut hambatan pengganti paralel (Rp).
Rangkaian hambatan paralel berfungsi untuk membagi arus listrik.



Perhatikan rangkaian yang ditunjukkan pada gambar rangkaian listrik di atas. Pada rangkaian tersebut, arus listrik dari baterai dapat melalui setiap lampu. Suatu rangkaian, dimana ada beberapa jalan berbeda yang dapat dialiri arus disebut rangkaian paralel.



Perhatikan rangkaian paralel pada Gambar di bawah.

        Pada Gambar, tiga buah resistor disusun secara paralel dan ujung-ujung ketiga resistor dihubungkan secara bersama-sama ke sumber tegangan, sehingga arus memiliki tiga jalan yang berbeda untuk melewati tiap-tiap resistor. Arus listrik terpisah menjadi tiga, mengalir pada tiap cabang. Jika kuat arus pada tiap cabang dijumlahkan, maka besarnya sama dengan kuat arus sebelum memasuki cabang. Ini merupakan bunyi dari Hukum I Khirrchoff, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut.
Imasuk = I1 + I2 + I3 = Ikeluar
        Jika persamaan di atas diperluas untuk setiap cabang dalam rangkaian, maka akan berlaku kuat arus yang memasuki titik cabang sama dengan kuat arus yang meninggalkan titik cabang. Jika kenyataan ini diterapkan pada titik cabang, maka akan berlaku seperti berikut.
I masuk ke titik cabang = I keluar dari titik cabang
atau
I = I1 + I2 + I3

Untuk lebih memahami rangkaian paralel dengan lebih mendetail baca juga materi Hambatan Pengganti pada rangkaian paralel.


Hukum Ohm dalam Rangkaian Tertutup

          Perhatikan rangkaian sebuah hambatan dengan baterai 1,5 V seperti Gambar (a) di bawah. Kita dapat memperbesar kuat arus pada hambatan (R), dengan cara memperkecil hambatan. Namun jika hambatan (R) kecil, ternyata kuat arus tidak dapat membesar lagi secara beraturan jika R diperkecil. Hal ini terjadi karena di dalam baterai terdapat hambatan.


          Hambatan yang terdapat di dalam sumber tegangan disebut hambatan dalam. Sedangkan hambatan (R) yang kamu pasang di luar sumber tegangan disebut hambatan luar. Jika hambatan dalam ditulis dalam rangkaian, maka penggambaran rangkaian menjadi seperti Gambar(b) di bawah.
(a) Rangkaian hambatan dengan baterai, (b) Rangkaian dengan adanya hambatan dalam pada baterai.

          Arus dalam rangkaian Gambar (b) akan melewati hambatan luar (R) dan hambatan dalam (r). Oleh karena itu hambatan totalnya merupakan gabungan hambatan luar (R) dan hambatan dalam (r), yaitu R + r. Kuat arus dalam rangkaian tersebut dapat dicari dengan hukum Ohm.

dengan
   ɛ = gaya gerak listrik baterai ................ volt
   I = arus listrik ....................................... ampere (A)
   R = hambatan ........................................ ohm (Ω)
   r = hambatan dalam ............................ ohm (Ω)

         Akibat adanya hambatan dalam, maka tegangan baterai setelah dipasang pada rangkaian lebih kecil daripada gaya gerak listriknya. Beda potensial antara kutub-kutub baterai setelah dipasang hambatan luar disebut tegangan jepit. Perhatikan Gambar berikut.


Tegangan jepit dapat dihitung dengan Rumus berikut.
V = I × R       atau       V = ɛ - Ir



Contoh Soal:
Sebuah aki dengan ggl 12 V dan hambatan dalam 0,5 ohm dihubungkan dengan lampu berhambatan 2 ohm.
a. Berapa kuat arus pada rangkaian itu?
b. Berapa tegangan jepitnya?

Penyelesaian:

Diketahui :
ggl (ɛ) = 12 V
hambatan dalam (r) = 0,5 W
hambatan luar (R) = 2 W
Ditanya : kuat arus (I)?
Jawab:

Jadi, besar kuat arus pada rangkaian adalah 4,8 A.


Jadi, besar tegangan jepitnya adalah 9,6 A.

Konduktor, Isolator dan semikonduktor

Pada postingan sebelumnya kita telah mempelajari hambatan jenis. Hambatan jenis setiap bahan berbeda-beda. Bahan yang mempunyai hambatan jenis besar memiliki hambatan yang besar pula, sehingga sulit menghantarkan arus listrik.

Berdasarkan daya hantar listriknya (konduktivitas listrik), bahan dibedakan menjadi tiga, yaitu konduktor, isolator, dan semikonduktor.



Konduktor

Konduktor merupakan suatu bahan yang memungkinkan elektron-elektron bergerak dengan mudah melalui bahan tersebut. Dengan demikian Konduktor adalah bahan yang mudah menghantarkan arus listrik. Bahan konduktor memiliki hambatan kecil karena hambatan jenisnya kecil. Bahan konduktor memiliki elektron pada kulit atom terluar yang gaya tariknya terhadap inti atom lemah. Dengan demikian, apabila ujung-ujung konduktor dihubungkan dengan tegangan kecil saja elektron akan bergerak bebas sehingga mendukung terjadinya aliran elektron (arus listrik) melalui konduktor.
Contohnya: tembaga, perak, dan aluminium.
Logam seperti tembaga dan perak terbuat dari atom-atom yang tidak memegang secara kuat elektron-elektronnya, sehingga elektron-elektron bergerak dengan mudah melalui bahan yang terbuat dari jenis bahan ini. Oleh karena alasan tersebut, kawat listrik yang pada umumnya terbuat dari tembaga merupakan konduktor yang baik. Perak juga menghantarkan listrik amat baik, namun perak jauh lebih mahal daripada tembaga.

Isolator adalah bahan yang tidak memungkinkan elektron-elektron mengalir dengan mudah melalui bahan tersebut, sehingga sulit menghantarkan arus listrik. Singkatnya Isolator merupakan bahan yang sulit menghantarkan arus listrik. Bahan isolator memiliki hambatan besar karena hambatan jenisnya besar. Bahan isolator memiliki elektron-elektron pada kulit atom terluar yang gaya tariknya dengan inti atom sangat kuat. Apabila ujung-ujung isolator dihubungkan dengan tegangan kecil, elektron terluarnya tidak sanggup melepaskan gaya ikat inti. Oleh karena itu, tidak ada elektron yang mengalir dalam isolator, sehingga tidak ada arus listrik yang mengalir melalui isolator. Plastik, kaca, kayu, karet busa termasuk isolator.

Semikonduktor adalah bahan yang daya hantar listriknya berada di antara konduktor dan isolator. Semikonduktor memiliki elektron-elektron pada kulit terluar terikat kuat oleh gaya inti atom. Namun tidak sekuat seperti pada isolator. Bahan yang termasuk semikonduktor adalah karbon, silikon dan germanium. Karbon digunakan untuk membuat komponen elektronika, seperti resistor. Silikon dan germanium digunakan untuk membuat komponen elektronika, seperti diode, transistor, dan IC (integrated circuit).

Thursday, December 13, 2012

SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN)TAHUN 2013



LATAR BELAKANG
Penerimaan mahasiswa baru harus memenuhi prinsip adil dan tidak diskriminatif dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi calon mahasiswa serta tetap memperhatikan potensi calon mahasiswa dan kekhususan perguruan tinggi.

Perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan setelah SMA/SMK/MA/MAK menerima calon mahasiswa yang berprestasi akademik tinggi dan diprediksi akan berhasil menyelesaikan studi di perguruan tinggi berdasarkan prestasi akademik dan rekomendasi Kepala Sekolah. Siswa yang berprestasi tinggi dan secara konsisten menunjukkan prestasinya tersebut layak mendapatkan kesempatan untuk menjadi calon mahasiswa di PTN.

Sekolah sebagai satuan pendidikan dan guru sebagai pendidik diyakini selalu menjunjung tinggi kehormatan dan kejujuran sebagai bagian dari prinsip pendidikan berkarakter. Dengan demikian sekolah diberi kepercayaan merekomendasikan siswanya untuk mendaftar.

TUJUAN
Tujuan SNMPTN adalah:
  1. memberikan kesempatan kepada seluruh anak bangsa yang berprestasi akademik tinggi untuk memperoleh pendidikan tinggi.
  2. mendapatkan calon mahasiswa baru terbaik melalui seleksi siswa yang mempunyai prestasi akademik tinggi di SMA/SMK/MA/MAK, termasuk Sekolah RI di luar negeri.

KETENTUAN UMUM DAN PERSYARATAN

Ketentuan Umum

  • SNMPTN merupakan pola seleksi nasional berdasarkan penjaringan prestasi akademik dengan menggunakan nilai rapor dan prestasi-prestasi lainnya.
  • Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) merupakan basis data yang berisikan rekam jejak sekolah dan prestasi akademik siswanya.
  • Sekolah yang berhak mengikutsertakan siswanya dalam SNMPTN adalah sekolah yang mempunyai Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan yang mengisikan data prestasi siswa di PDSS.
  • Siswa yang berhak mengikuti seleksi adalah siswa yang memiliki rekam jejak prestasi akademik di PDSS.
  • Siswa pelamar wajib membaca ketentuan yang berlaku pada masing-masing PTN di laman PTN yang dipilih.


Ketentuan Khusus
Persyaratan Sekolah
Sekolah yang siswanya berhak mengikuti SNMPTN adalah:
  • SMA/SMK/MA/MAK negeri maupun swasta, termasuk sekolah RI di luar negeri.
  • Telah mengisi PDSS.
  • Terdaftar sebagai peserta Ujian Nasional (UN) 2013.

Persyaratan Siswa Pelamar
Pendaftaran
  • Siswa SMA/SMK/MA/MAK kelas terakhir yang mengikuti UN pada tahun 2013.
  • Memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dan terdaftar pada PDSS.
  • Memperoleh rekomendasi dari Kepala Sekolah.
  • Memiliki prestasi akademik di sekolah pada semua semester.
Penerimaan
Lulus dari Ujian Nasional dan Satuan Pendidikan, lulus SNMPTN 2013, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi persyaratan lain yang ditentukan oleh masing-masing PTN penerima.

TATA CARA MENGIKUTI SNMPTN
Pada dasarnya semua siswa kelas terakhir yang mengikuti UN pada tahun 2013 berhak mengikuti SNMPTN. Untuk mengikuti SNMPTN, harus melalui 2 (dua) tahap yaitu pengisian PDSS dan pendaftaran.

Pengisian PDSS
  • Kepala Sekolah mengisi data sekolah dan siswa di PDSS melalui laman http://pdss.snmptn.ac.id.
  • Kepala Sekolah mendapatkan password setiap siswa yang akan digunakan untuk melakukan verifikasi.
  • Siswa melakukan verikasi data rekam jejak prestasi akademik yang diisikan oleh Kepala Sekolah dengan menggunakan NISN dan password yang diberikan oleh Kepala Sekolah.
  • Bagi siswa yang tidak melaksanakan verifikasi maka data rekam jejak prestasi akademik yang diisikan oleh Kepala Sekolah dianggap benar dan tidak dapat diubah setelah waktu verifikasi berakhir.

Pendaftaran
  • Siswa Pelamar, menggunakan NISN dan password, yang diberikan oleh Kepala Sekolah pada waktu verifikasi data di PDSS, login ke laman SNMPTN http://www.snmptn.ac.id untuk melakukan pendaftaran.
  • Siswa Pelamar mengisi biodata, pilihan PTN, dan pilihan program studi, serta mengunggah (upload) pasfoto resmi terbaru dan dokumen prestasi tambahan. Siswa pelamar harus membaca dan memahami seluruh ketentuan yang berlaku pada PTN yang akan dipilih.
  • Kepala Sekolah harus memberi rekomendasi kepada siswa yang sudah mendaftar SNMPTN.
  • Pelamar program studi keolahragaan dan seni harus mengunggah portofolio atau dokumen bukti keterampilan yang diisi oleh Kepala Sekolah dan/atau siswa menggunakan pedoman yang dapat diunduh pada laman http://www.snmptn.ac.id.
  • Siswa pelamar mencetak Kartu Bukti Pendaftaran sebagai tanda bukti peserta SNMPTN.

JADWAL SNMPTN
Jadwal pelaksanaan SNMPTN adalah sebagai berikut:
Pengisian PDSS 17 Desember 2012 – 8 Februari 2013 dan selanjutnya
diisikan secara berkala setiap akhir semester
Pendaftaran1 Februari – 8 Maret 2013
Proses Seleksi 9 Maret – 27 Mei 2013
Pengumuman Seleksi28 Mei 2013
Pendaftaran Ulang 11-12 Juni 2013

PROGRAM STUDI DAN JUMLAH PILIHAN
  • Setiap siswa pelamar dapat memilih sebanyak-banyaknya 2 (dua) PTN yang diminati. Apabila memilih satu PTN, maka PTN yang dipilih dapat berada di provinsi mana pun. Apabila memilih lebih dari satu PTN, maka salah satu PTN harus berada di provinsi yang sama dengan SMA asalnya, atau dari provinsi terdekat bila belum terdapat PTN pada provinsi asalnya.
  • Siswa pelamar dapat memilih sebanyak-banyaknya 2 (dua) program studi yang diminati pada masing-masing PTN.
  • Urutan pilihan PTN dan program studi menyatakan prioritas pilihan.
  • Daftar program studi dan daya tampung SNMPTN tahun 2013 dapat dilihat pada laman http://www.snmptn.ac.id selama periode pendaftaran.

BIAYA PENDAFTARAN
Siswa pelamar tidak dikenai biaya pendaftaran.

PRINSIP DAN MEKANISME SELEKSI

Prinsip Seleksi
  • Seleksi dilakukan untuk mendapatkan calon mahasiswa yang berkualitas secara akademik dengan menggunakan nilai rapor dan prestasi-prestasi lainnya serta hasil ujian nasional.
  • Seleksi dilaksanakan dengan memperhatikan kinerja sekolah.
  • Seleksi dilaksanakan secara objektif, adil, dan akuntabeldengan menggunakan rambu-rambu kriteria seleksi nasional dan kriteria yang ditetapkan oleh PTN masing-masing.
  • Hasil seleksi tidak harus memenuhi daya tampung apabila pelamar tidak memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.

Mekanisme Seleksi
Seleksi dilakukan secara bertahap, yaitu:
  • Tahap pertama, siswa pelamar akan diseleksi di PTN pilihan pertama berdasarkan urutan pilihan program studi.
  • Apabila siswa pelamar tidak terpilih pada PTN pilihan pertama, maka akan diikutkan pada seleksi tahap kedua di PTN pilihan kedua berdasarkan urutan pilihan program studi dan ketersediaan daya tampung.

LAMAN RESMI DAN ALAMAT PANITIA PELAKSANA
  • Informasi resmi mengenai SNMPTN dapat diakses melalui laman http://www.snmptn.ac.id.
  • Informasi resmi lainnya juga dapat diperoleh melalui http://halo.snmptn.ac.id, dan call center 08041450450.
  • Informasi juga dapat diperoleh dari humas Perguruan Tinggi Negeri terdekat.
  • Alamat Panitia SNMPTN 2013: Direktorat Pendidikan, Gedung Rektorat ITB lantai 4, Jl.Tamansari No.64 Bandung 40116. Telp/Fax. (022) 2530689.

LAIN-LAIN
  • Siswa yang akan melanjutkan studi di PTN tetapi terkendala dengan biaya dapat mengajukan bantuan biaya pendidikan melalui program beasiswa Bidikmisi yang informasinya dapat diakses di laman http://bidikmisi.dikti.go.id.
  • Segala perubahan ketentuan yang berkaitan dengan pelaksanaan SNMPTN Tahun 2013 akan diinformasikan melalui laman http://www.snmptn.ac.id dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Prosedur Operasional Baku (POB) SNMPTN Tahun 2013.





Sumber: snmptn.ac.id

Wednesday, December 12, 2012

Benarkah Ujian Tulis Masuk PTN di HAPUS??


Upsss... Siapa bilang Jalur ujian tulis di hapus??

Nyatanya, Jalur ujian tulis tetap ada, tetapi namanya bukan lagi SNMPTN, melainkan Seleksi Mandiri Bersama yang akan diselenggarakan oleh Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri. Alokasi daya tampung untuk Seleksi Mandiri ini adalah 30 persen. Adapun 20 persen calon mahasiswa baru lainnya akan diperoleh melalui Jalur Mandiri yang diselenggarakan masing-masing PTN.

Seleksi masuk PTN 2013 terbagi menjadi 3 jalur, yaitu SNMPTN (Jalur Undangan), Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN), dan Ujian Mandiri.

Jadwal pendaftaran SNMPTN 2013 dimulai 1 Februari-8 Maret 2013 dan seleksi 9 Maret hingga 27 Mei 2013. (LUK)
Pengumuman: 28 Mei 2013 & Pendaftaran ulang: 11-12 Juni 2013.

SBMPTN merupakan seleksi yang dilakukan lewat ujian tulis dan dilakukan secara nasional secara bersama-sama. Pelaksanaan SBMPTN diprediksi tanggal 11-12 Juni 2013.
Dan,
Ujian Mandiri dilaksanakan secara mandiri oleh masing-masing PTN.

Ayo Para Alumni SLTA Tahun 2011 & 2012 Tetap SEMANGAT !

Monday, December 10, 2012

Hukum Ohm Pada Rangkaian Listrik

         Hukum Ohm menjelaskan bagaimana beda potensial atau tegangan dari sebuah sumber arus, kuat arus listrik, dan resistansi suatu rangkaian saling terkait.
         Arus listrik dapat mengalir pada rangkaian listrik apabila dalam rangkaian itu terdapat beda potensial dan rangkaiannya tertutup. Hubungan antara kuat arus listrik dengan beda potensial listrik pertama kali diteliti oleh ahli Fisika dari Jerman bernama George Simon Ohm (1789–1854). Hasil penelitiannya dikenal dengan nama Hukum Ohm.
         Hubungan antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dapat dinyatakan dengan grafik, seperti pada Gambar berikut.


         Garis kemiringan merupakan perbandingan antara ordinat dengan absis yang besarnya selalu tetap. Jika nilai perbandingan yang besarnya tetap itu didefinisikan sebagai hambatan listrik (disimbolkan dengan huruf R) maka dapat dinyatakan dengan rumus.
R=V/I

Dengan:
V = tegangan listrik satuan volt (V)
I = kuat arus listrik satuan ampere (A)
R = hambatan listrik satuan ohm (Ω)

         Rumus di atas dikenal dengan nama Hukum Ohm yang menyatakan bahwa, besar kuat arus listrik yang mengalir sebanding dengan beda potensial listrik dan berbanding terbalik dengan hambatan.
         Dengan kata lain, jika tegangan pada suatu rangkaian dinaikkan, arus dalam rangkaian akan naik; dan jika tegangan diturunkan, arus akan turun. Contoh, jika tegangan dikalikan dua, maka arus juga akan menjadi dua kali.
         Dan jika tegangan dijaga konstan, resistansi penghantar (R) yang lebih kecil akan menghasilkan arus yang lebih besar dan resistansi rangkaian yang lebih besar akan menghasilkan arus yang lebih kecil.




Untuk lebih memahami Hukum Ohm perhatikan contoh soal berikut.

Contoh Soal:
1. Kawat penghantar kedua ujungnya memiliki beda potensial 6 volt, menyebabkan arus listrik mengalir pada kawat itu 2 A. Berapakah hambatan kawat itu?
Penyelesaian:
Diketahui:
V = 6 volt
I = 2 A
Ditanya: R = ... ?
Jawab:
R = V/I
    = 6/2
    = 3 Ω

Jadi, hambatan kawat itu sebesar 3 Ω


2. Konduktor berhambatan 400Ω dihubungkan dengan sumber tegangan, sehingga mengalir arus listrik 500 mA. Berapakah beda potensial ujung-ujung konduktor tersebut?

Penyelesaian:
Diketahui: R = 400 Ω
I = 500 mA = 0,5 A
Ditanya: V = ... ?
Jawab:
V = I × R
    = 0,5 × 400
    = 200 V
Jadi, beda potensial pada kedua ujung konduktor adalah 200 V