3. Mitokondria
Mitokodria merupakan organela berbentuk seperti batang dengan panjang rata-rata 3 – 4 µm, diameter rata-rata 0,5 – 2,0 µm. Mitokondria mempunyai membran ganda. Di dalam mitokondria terdapat enzim-enzim yang secara anaerob dapat mengubah karbohidrat menjadi asam piruvat dan juga di dalam matriks mitokondria ditemukan DNA,RNA dan ribosom
Fungsi mitokondria :
A) Sebagai organel yang menghasilkan energi selama proses respirasi pada siklus Krebs dan transport electron yang menghasilkan ATP.
B) Dapat mengakumulasikan ion-ion seperti Ca2+ dan Fe3+.
4. Plastida
Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan. ada berbagai macam plastida, yaitu:
- kloroplast : plastida yang umumnya berwarna hijau. terdiri dari : klorofil a dan b (untuk fotosintesis), xantofil, dan karoten
- leukoplast : plastida yang tidak berpigmen warna, terdiri dari:
A) Amiloplas: pembentuk dan penimpan amilum/zat tepung
B) Elaioplas: pembentuk dan penyimpan lemak
C) Proteoplas: menghasilkan butir-butir protein, misalnya aleuron pada biji
- kromoplast : plastida yang banyak mengandung karotenoid yang memberi warna khas pada bunga dan buah-buahan
Struktur Kloroplas Kloroplas terdiri atas dua bagian besar, yaitu bagian amplop dan bagian dalam.Bagian amplop kloroplas terdiri dari membran luar yang bersifat sangat permeabel, membran dalam yang bersifat permeabel serta merupakan tempat protein transpor melekat, dan ruang antar membran yang terletak di antara membran luar dan membran dalam. Bagian dalam kloroplas mengandung DNA, RNAs, ribosom, stroma (tempat terjadinya reaksi gelap), dan granum. Granum terdiri atas membrane tilakoid (tempat terjadinya reaksi terang) dan ruang tilakoid (ruang di antara membran tilakoid). Pada tanaman C3, kloroplas terletak pada sel mesofil. Contoh tanaman C3 adalah padi (Oryza sativa), kacang kedelai (Glycine max), dan kentang (Solanum tuberosum). Pada tanaman C4, kloroplas terletak pada sel mesofil dan bundle sheath cell. Contoh tanaman C4 adalah jagung (Zea mays) dan tebu (Saccharum officinarum).
5. Aparatus Golgi (Kompleks Golgi)
Badan Golgi atau Kompleks Golgi terdapat pada sel hewan maupun sel tumbuhan. Dicirikan dengan bentuk kantong-kantong pipih yang bertumpuk. Badan ini berfungsi untuk pengangkutan di dalam sel dan sekresi zat tertentu. Pada hewan dan manusia banyak terdapat pada sel-sel kelenjar.
Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom. Pada tumbuhan badan golgi berfungsi dalam sintesis dan pemeliharaan dinding sel, yang keseluruhannya disebut diktiosom.
Badan golgi memiliki 2 sisi, yaitu cis dan trans. Sisi cis letaknya berdekatan dengan nukleus, berhubungan dengan RE, berfungsi mengangkut material dari RE ke badan golgi. Sisi trans letaknya lebih berdekatan dengan sitoplasma, berfungsi mengangkut molekul-molekul di dalam vesikel dan membawanya keluar dari badan golgi.
6. Lisosom
Bentuknya agak bulat, berukuran±1,5 µm. Lisosom mengandung enzim hidrolitik yang berfungsi dalam pencernaan intrasel, menguraikan berbagai substansi di dalam sel yang membahayakan (fagositosis), menghancurkan bagian-bagian sel yang sudah tidak berfungsi (autofagi), dan menghancurkan selnya sendiri bila sel tersebut mengalami kelainan sehingga dianggap sebagai protein asing (autolisis). Lisosom sangat penting untuk peremajaan sel dan mencerna sele-sel tua (apoptosis) pada kulit. Lisosom hanya terdapat pada sel hewan.
7. Badan mikro (microbodies)
Adalah suatu organela yang berupa membrane dan merupakan kantong enzim yang berisi enzim oksidatif dan enzim katalase sebagai substrat bagi berbagai macam reaksi. Ada dua kelas badan mikro, yaitu peroksisiom dan glioksisom. Peroksisiom terutama berfungsi menetralkan peroksida (H2O2) yang berbahaya bagi kehidupan sel, menjadi air dan oksigen. Pada hewan banyak dijumpai di hati dan ginjal, pada tumbuhan terdapat pada berbagai sel. Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, mengandung enzim-enzim yang berperan secara spesifik dalam siklus glioksilasi untuk mengubah lemak menjadi gula dan menghasilkan energi yang diperlukan untuk berkecambah.
8. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan, namun tidak dijumpai pada bakteri.
Fungsi vakuola adalah :
1. memelihara tekanan osmotik sel
2. penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll
3. mengadakan sirkulasi zat dalam sel
E. Inti Sel/ Nukleus
Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel.
Nukleus mempunyai membran ganda dan berpori-pori. Fungsi utama nukleus adalah untuk sebagai pusat pengendali proses-proses seluler, menjaga integritas gen-gen dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri
F. Protein-protein Tubulin (bagian sel yang tidak bersistem membrane)
1. Mikrotubulus dan mikrofilamen (sitoskeleton)
Distribusi dari berbagai tahapan sel dalam siklus hidup sel adalah sistem dari sitoskeleton. Sitoskeleton merupakan jaringan protein kompleks yang merambahi sitosol dan menunjang serta mengorganisasikan komponen intrasel menjadi susunan yang sesuai dan untuk mengontrol gerakannya. Ada empat unsur penyusun sitoskeleton:
A) Mikrotubulus, merupakan unsur terbesar sitoskeleton berbentuk struktur seperti tabung bergaris tengah 22 nm yang tersusun atas tubulin. Mikrotubulus berfungsi mempertahankan bentuk sel yang asimetris, selain itu juga sebagai transportasi sekresi vesikel, mengatur pergerakan silia dan flagela, serta mendistribusikan kromosom selama pembelahan sel mitosis.
B) Mikrofilamen, yang merupakan unsur sitoskeleton dengan garis tengah 6 nm. Mikrofilamen yang paling banyak dijumpai adalah aktin dan miosin. Mikrofilamen berfungsi dalam berbagai sistem kontraktil sel dan sebagai penguat mekanis untuk beberapa tonjolan sel tertentu.
C) Filamen intermediat, merupakan filamen ukuran menengah denga garis tengah 7-10 nm, yang tersusun atas protein-protein yang berfungsi membentuk serat yang kuat dan tahan lama untuk bagian-bagian sel yang mengalami stres mekanis. Contohnya neurofilamen dan filamen pada otot rangka yang menahan unit aktin-miosin agar tersusun dengan benar.
D) Kisi-kisi mikrotrabekular, yang merupakan unsur sitoskeleton dengan garis tengah kurang dari 2 nm, berfungsi untuk menampung mikrotubulus, mikrofilamen, filamen, enzim dan unsur lainnya ke dalam sitosol.
2. Sentriol (sentrosom)
Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol) yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah. Pada siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri dari tahap duplikasi kromosom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
Terdapat sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai dengan G1 dimana sepasang sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer. Kemudian dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol anak akan mulai terbentuk sehingga nanti akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2 merupakan tahapan ketika sentriol anak yang baru terbentuk tadi telah memanjang. Terakhir ialah fase M dimana sentriol bergerak ke kutub-kutub pembelahan dan berlekatan dengan mikrotubula yang tersusun atas benang-benang spindel.
0 comments:
Post a Comment